Senin, 21 Januari 2013

Pengertian Resensi


A. Pengertian Resensi

Resensi adalah suatu tulisan atau ulasan mengenai nilai sebuah hasil karya, baik itu buku, novel, majalah, komik, film, kaset, CD, VCD, maupun DVD. Tujuan resensi adalah menyampaikan kepada para pembaca apakah sebuah buku atau hasil karya itu patut mendapat sambutan dari masyarakat atau tidak. Yang akan kita bahas pada buku ini adalah resensi buku. Resensi buku adalah ulasan sebuah buku yang di dalamnya terdapat data-data buku, sinopsis buku, bahasan buku, atau kritikan terhadap buku.

Resensi berasal dari bahasa Latin, yaitu dari kata kerja revidere atau recensere. Artinya melihat kembali, menimbang, atau menilai. Arti yang sama untuk istilah itu dalam bahasa Belanda dikenal dengan recensie, sedangkan dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah review. Tiga istilah itu mengacu pada hal yang sama, yakni mengulas buku. Tindakan meresensi dapat berarti memberikan penilaian, mengungkap kembali isi buku, membahas, atau mengkritik buku. Dengan pengertian yang cukup luas itu, maksud ditulisnya resensi buku tentu menginformasikan isi buku kepada masyarakat luas.

Ada yang berpendapat bahwa minimal ada tiga jenis resensi buku.

1. Informatif, maksudnya, isi dari resensi hanya secara singkat dan umum dalam menyampaikan keseluruhan isi buku.
2. Deskriptif, maksudnya, ulasan bersifat detail pada tiap bagian/bab.
3. Kritis, maksudnya, resensi berbentuk ulasan detail dengan metodologi ilmu pengetahuan tertentu. Isi dari resensi biasanya kritis dan objektif dalam menilai isi buku.

Namun, ketiga jenis resensi di atas tidak baku. Bisa jadi resensi jenis informatif namun memuat analisa deskripsi dan kritis. Alhasil, ketiganya bisa diterapkan bersamaan.

B. Unsur-unsur Resensi

Daniel Samad (1997: 7-8) menyebutkan unsur-unsur resensi adalah sebagai berikut:

1. Membuat judul resensi

Judul resensi yang menarik dan benar-benar menjiwai seluruh tulisan atau inti tulisan, tidakharus ditetapkan terlebih dahulu. Judul dapat dibuat sesudah resensi selesai. Yang perlu diingat, judul resensi selaras dengan keseluruhan isi resensi.

2. Menyusun data buku

Data buku biasanya disusun sebagai berikut:

a. judul buku (Apakah buku itu termasuk buku hasil terjemahan. Kalau demikian, tuliskan judul aslinya.);

b. pengarang (Kalau ada, tulislah juga penerjemah, editor, atau penyunting seperti yang tertera pada buku.);

c. penerbit;

d. tahun terbit beserta cetakannya (cetakan ke berapa);

e. tebal buku;

f. harga buku (jika diperlukan).

3. Membuat pembukaan

Pembukaan dapat dimulai dengan hal-hal berikut ini:

a. memperkenalkan siapa pengarangnya, karyanya berbentuk apa saja, dan prestasi apa saja yang diperoleh;

b. membandingkan dengan buku sejenis yang sudah ditulis, baik oleh pengarang sendiri maupun oleh pengarang lain;

c. memaparkan kekhasan atau sosok pengarang;

d. memaparkan keunikan buku;

e. merumuskan tema buku;

f. mengungkapkan kritik terhadap kelemahan buku;

g. mengungkapkan kesan terhadap buku;

h. memperkenalkan penerbit;

i. mengajukan pertanyaan;

j. membuka dialog.

4. Tubuh atau isi pernyataan resensi buku

Tubuh atau isi pernyataan resensi biasanya memuat hal-hal di bawah ini:

a. sinopsis atau isi buku secara bernas dan kronologis;

b. ulasan singkat buku dengan kutipan secukupnya;

c. keunggulan buku;

d. kelemahan buku;

e. rumusan kerangka buku;

f. tinjauan bahasa (mudah atau berbelit-belit);

g. adanya kesalahan cetak.

5. Penutup resensi buku

Bagian penutup, biasnya berisi buku itu penting untuk siapa dan mengapa.

Sabtu, 08 Desember 2012

PERSPEKTIF GLOBAL

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bumi merupakan salah satu kumpulan partikel-partikel yang kemudian membentuk bulatan yang besar dan akhirnya menjadi Big Home bagi manusia dan mahkluk hidup. Big Partikel ini mempunyai berbagai diversity mulai dari manusia yang dianggap sebagai aktor penting dalam kelangsungan bumi serta flora dan fauna yang mendiami The Big Home ini. Tentu, dari berbagai diversity tersebut benar dikatakan serumah, tetapi rumah tersebut benar-benar besar, belum lagi antar penghuni terperinci menjadi beberapa klasifikasi, ada yang namanya Negara, kota, desa, tumbuh-tumbuhan, hewan dan lain-lain. Negara juga terdiri dari berbagai bangsa. Bangsa merupakan jiwa yang mengandung kehendak bersatu (Le Desir D’etre Ensamble) (Rinan Ernest dalam Depdagri, 2003:9) dengan multyculturalise yang tinggi, contoh Indonesia dan ada juga Negara yang mempunyai multuculturalisme yang rendah contoh Amerika, Malaysia dan lain sebagainya. Tetapi pada dasarnya kita merupakan saudara bahkan sekeluarga yang mendiami The Big Home yaitu Bumi.
Untuk memperlancar dan untuk menjaga hubungan baik antar anggota keluarga yang tak lain adalah Negara-negara, jadi sangat diperlukan interaksi baik yang bernada verbal maupun yang bernada non verbal. Pola interaksi antar Negara sekarang sudah mengalami pada suatu titik yang holistic dengan tanda adanaya globalisasi yang terus berkembang. Unutk tetap menjaga hubungan baik antar Negara dan antar bangsa antar Negara perlu suatu jiwa yang mempunyai nilai bersatu, jangan sampai kenyataan pahit yang dilanda oleh Indonesia juga dialami oleh Negara lain yang tidak lain adalah saudara. Untuk itu perlu semua memahami begitu bermacam-macam bentuk dan arti disekeliling kita dengan perspektif global kita belajar membentuk kepribadian untuk mencapai Global Building yang berhasil.
Untuk mencapai itu perlu upaya atau langka-langkah kongrit baik itu langkah yang mengambil jalan pendidikan, politik, sosial maupun budaya. Oleh karena itu kami menyusun makalah ini sebagai upaya kami untuk menguak tentang perspektif global ini secara mendasar.

B. Rumusan Masalah
• Bagaimana konsep dasar perspektif global ?
• Apa pengertian perspektif global ?
• Apa tujuan perspektif global ?
• Apa saja elemen-elemen perspektif global ?








BAB II
PEMBAHASAN
Hakikat dan Konsep Perspektif Global
Untuk memahami lebih lanjut tentang perspektif global perlu untuk memahami beberapa istilah yang berkaitan dengan prspektif global yaitu, Multycultural, global ,globalisasi, Fenomenon The Small World,
1. Multycultural
Dalam kontek kehidupan yang mempunyai nilai diversity sangat tinggi ini, pemahaman yang berdimensi multycultural harus dihadirkan untuk memperluas wacana pemikiran manusia yang selama ini masih mempertahankan “egoism”. Haviland mengatakan bahwa multicultural dapat diartikan sebagai pluralitas kebudayaan dan bangsa. Dengan demikian memelihara pluralitasakan mencapai kehidupan yang ramah dan penuh perdamaian. Secara ideal multiculturalisme berarti penolakan terhadap kefanatikan, purbasangka, dan menerima secara baik keanekaragaman yang ada (William A. Haviland, terj 1988:289). Fay (1998:3) mengemukakan bahwa Multyculturalism menunjukan suatu yang krusial dalam dunia kontemporer. Dalam dunia multicultural harus mementingkan adanya berbagai perbedaan antara yang satu dengan yang lainnya dan ada interaksi social diantara mereka.Para multikulturalis memfokuskan pada pemahaman dan hidup bersama dalam kontek social budaya yang berbeda.

2. Global
Menurut kamus Bahasa Inggris Longman Dictionary of Contemporary English, menartikan Global dengan “concerning the whole earth”. Sesuatu yang berkaitan dengan dunia, internasional atau seluruh alam jagat raya.
3. Globalisasi
Globalisasi mengandung pengertian proses. Huckle (Miriam Steiner, 1996) menyatakan bahwa globalisasi adalah suatu proses dengan mana kejadian, keputusan dan kegiatan disalah satu bagian dunia menjadi suatu konsekuensi yang signifikan bagi individu dan masyarakat di daerah yang jauh. Ahli lainya Albrow (yaya, 1998) mengemukakan bahwa globalisasi adalah keseluruhan proses dimana manusai di bumi ini diinkorporasikan ke dalam masyarakat dunia tunggal, masyarakat global.
Globalisasi adalah suatu proses tatanan masyarakat yang mendunia dan tidak mengenal batas wilayah. Menurut pendapat Krsna (Pengaruh Globalisasi Terhadap Pluralisme Kebudayaan Manusia di Negara Berkembang internet public jurnal.september 2005). Sebagai proses, globalisasi berlangsung melalui dua dimensi dalam interaksi antar bangsa, yaitu dimensi ruang dan waktu. Ruang makin dipersempit dan waktu makin dipersingkat dalam interaksi dan komunikasi pada skala dunia hingga muncul istilah The Fenomenon small world. Globalisasi berlangsung di semua bidang kehidupan seperti bidang ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, pertahanan keamanan dan lain- lain. Teknologi informasi dan komunikasi adalah faktor pendukung utama dalam globalisasi. Dewasa ini, perkembangan teknologi begitu cepat sehingga segala informasi dengan berbagai bentuk dan kepentingan dapat tersebar luas ke seluruh dunia. Oleh karena itu globalisasi tidak dapat kita hindari kehadirannya.
Tentu saja globaisasi membawa berbagai dampak, ada yang bersifat positif maupun yang negative, sebagaimana yang dikemukakan oleh Tilaar (1998) positifnya munculnya masyarakat Megakompetisi. Negatifnya ancaman bagi budaya local yang akan tergantikan oleh budaya global. Sedang ciri-ciri globalisasi menurut Tilaar adalah adanya pasar bebas, berkembangnya nilai demokrasi, menghormati HAM.
4. Fenomenon The Small World
Fenomenon The Small World merupakan titik kelanjutan dari adanya globalisasi dengan ditandai dengan pesatnya IPTEK. Seakan-akan dunia ini tanpa sekat dan dengan bebas melakukan jejaring social antar penduduk atau individu di Negara satu dengan yang lain.






Contoh eksperimen the small world
Eksperimen The small world terdiri dari beberapa percobaan yang dilakukan oleh Stanley Milgram yang mengamati cara interaksi dan jaringan social yang dilakukan oleh orang Amerika. Eksperimen Milgram berkembang dari keinginan untuk mempelajari lebih lanjut tentang probabilitas bahwa dua orang yang dipilih secara acak akan mengenal satu sama lain. Ini adalah salah satu cara memandang masalah dunia kecil. Pandangan alternatif tentang masalah ini adalah untuk membayangkan penduduk sebagai jaringan sosial dan berusaha untuk menemukan pola interaksiatau panjang hubungan pengenalan antara dua node. Percobaan Milgram ini dirancang untuk mengukur panjang jalan hubungan. Eksperimen Milgram dalam budaya popular saat ini dapat diliohat dengan adanya Facebook, Friendster, MySpace, XING, Orkut, Cyworld, Bebo, Twitter dan lain-lain.
5. Pengertian dan Tujuan Perspektif Global
Dari wacana yang sudah dipaparkan diatas jika dikaitkan dengan dunia pendidikan, jadi dapat disimpulkan bahwa perspektif global adalah suatu pandangan , dimana guru dan murid secara bersama-sama mengembangkan perspetif dan keterampilan untuk menyelidiki suatu yang terkait dengan isu global. Perspektif global adalah suatu cara pandang dan cara berfikir terhadap suatu masalah, kejadian atau kegiatan dari sudut kepentingan global, yaitu dari sisi kepentingan dunia atau internasional.
Sadar atau tidak sadar bahwa individu dibentuk dengan pengaruh peristiwa-peristiwa yang terjadi di dunia. Perspektif global adalah pendekatan menyeluruh (Holistik) yang menghubungkan masyarakat atau individu dengan dunia. Dengan demikian tujuan dari perspektif global adalah :
a. Mendorong untuk mempelajari lebih banyak tentang materi dan masalah yang berkaitan dengan masalah global.
b. Mendorong untuk memahami multicultural atau lintas budaya
c. Memahami dan mengembangkan makna perspektif global baik dalam kehidupan sehari-hari.



6. Elemen-elemen perspektif global
 Penduduk dunia
merupakan elemen penting yang menjadi subyek utama munculnya isu-isu global.
 Lingkungan
menjadi wadah atau tempat di mana penduduk dunia saling berinteraksi, sehingga muncul isu atau permasalahan global.
 Iptek
sebagai sarana utama dalam mendorong penduduk dunia dalam mengetahui berbagai isu global.
 Pendidikan perspektif global
Untuk memberikan penjelasan lebih rinci mengenai cara pandang terhadap permasalahan global dalam era globalisasi.
7. Pendidikan di era global (Lebih Baik Tidak Sekolah)
Pendidikan dan esensi dari pendidikan merupakan suatu upaya merubah sikap yakni memanusiakan manusia. Sistem persekolahan di negeri ini baru bisa menghasilkan “orang-orang lemah”. Ciri-ciri orang yang lemah adalah rendah daya inisiatif dan kreatifitasnya, rendah daya percaya diri, tidak berdaya dan pada ujungnya tidak sanggup untuk menggapai mandiri. Orang yang lemah akan menggantungkan hidupnya pada yang kuat, bisa orang, bisa barang, perusahaan atau Negara.maka tidak mungkin terelakkan pada saat ada lowongan pekerjaan baik itu swasta maupun negeri, orang-orang lemah ini akan berpondong-pondong, berdesak-desakan untuk mendapat kesempatan memasukan ijazah mereka demi pekerjaan. Ada yang lebih menarik lagi, ketika sebuah pabrik tekstil membuat persyaratan bagi calon karyawan/ti. Mereka disyaratkan untuk berijazah SMA atau yang sederajat, belum menikah bahkan sampai ukuran tinggi badan. Sebagian kecil yang diterima ternyata dipekerjakan dibagaian yang sangat mekanis (benang dan jarum, seleksi produksi, menyeterika, melipat) yang semuanya itu tidak ada relevansinya dengan ijazah mereka. Pekerjaan mekanis seperti itu bisa dilakukan oleh siapa pun yang mau tanpa harus berijazah SMA.
Kalau sekolah hanya melahirkan orang-orang yang lemah dan individualis, yang bersaing tapi selalu ingin menang dan ingin mengungguli yang lain tanpa ada rasa ingin mengingat bahwa kita perlu yang namanya saling mengisi dan memperbaiki, maka sangat mungkin sekali pengangguran terpelajar akan menumpuk dan “membludak” di Indonesia yang indah ini, katanya (Media).
Disisi lain masyarakat tidak butuh yang namanya UU yang hanya indah diucapkan dan didengarkan tetapi butuh riil action dari pemerintah untuk memperbaiki system sekolah yang sangat feodal dan kapitalis, dimana rakyat kecil sangat susah untuk sekolah apalagi kuliah. Karena biaya yang mahal tentunya. Ingin menjadi pengangguran terpelajar kok susah.
Sistem pendidikan era global ini sangat mengebiri dan memangkas habis kreatifitas siswa, sekolah sebagai siksaan yang tak tertahankan dan fungsi guru telah berubah menjadi fungsi pawing yang bisa menekan dan menguasai anak didiknya maka kembalikan pawing itu menjadi guru lagi (Romo YB Mangunwijaya). Ketika ada inovasi yang terjadi bukan seatu perbaikan malah lebih kearah kebingungan, bahkan lebih kontradiktif dengan tataran aplikasinya, maka munculah fenomena bisnis pendidikan di Indonesia.
Diera global ini sekolah hampir tidak member ruang yan cukup untuk berkembangnya potensi individu dan nilai-nilai pluralis. Siswa menjadi objek yang harus dibentuk menurut selera guru. Sekolah telah membuat siswa menjadi bukan dirinya dan terasing dari realitas kehidupan. “sekolah telah menjadi mean Base untuk mengasingkan siswa atau individu dari realitas kehidupan”.
Siswa dituntut untuk mendapat nilai A atau 8 bahkan,9 dan 10 di ijazahnya, maka ini adalah tindakan dan pola pemikiran yang sangat fatal dan Bobrok. Dengan pemikiran diatas maka yang terjadi adalah siswa atau mahasiswa akan bersifat picik, licik, dan cenderung instan.
Diatas merupakan beberapa realitas pendidikan yang berbau feudal dan capitalism. Maka perlu untuk kembali ke esensi awal pendidikan yakni memanusiakan manusia yang berpedoman pada UUD 45 atau norma dan pancasila.






BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Bumi merupakan salah satu kumpulan partikel-partikel yang kemudian membentuk bulatan yang besar dan akhirnya menjadi Big Home bagi manusia dan mahkluk hidup. Untuk memperlancar dan untuk menjaga hubungan baik antar anggota keluarga yang tak lain adalah Negara-negara, jadi sangat diperlukan interaksi baik yang bernada verbal maupun yang bernada non verbal. . Untuk itu perlu semua memahami begitu bermacam-macam bentuk dan arti disekeliling kita dengan perspektif global kita belajar membentuk kepribadian untuk mencapai Global Building yang berhasil.
Selain diatas kita harus mengetahui apa yang dimaksud dengan perspektif global secara mendasar serta bagaimana menumbuhkan kesadaran bumi atau dunia yang begitu luas dan komplek ini dapat menjadi sempit atau telah menjadi sempit dan sederhana disebabkan oleh IPTEK. Untuk memahami lebih lanjut tentang perspektif global perlu untuk memahami beberapa istilah yang berkaitan dengan prspektif global yaitu, Multycultural, global ,globalisasi, Fenomenon The Small World. Dalam kontek kehidupan yang mempunyai nilai diversity sangat tinggi ini, pemahaman yang berdimensi multycultural harus dihadirkan untuk memperluas wacana pemikiran manusia yang selama ini masih mempertahankan “egoism”. Haviland mengatakan bahwa multicultural dapat diartikan sebagai pluralitas kebudayaan dan bangsa. Dengan demikian memelihara pluralitasakan mencapai kehidupan yang ramah dan penuh perdamaian.
Sedangkan Global, Menurut kamus Bahasa Inggris Longman Dictionary of Contemporary English, menartikan Global dengan “concerning the whole earth”. Sesuatu yang berkaitan dengan dunia, internasional atau seluruh alam jagat raya. Globalisasi adalah suatu proses tatanan masyarakat yang mendunia dan tidak mengenal batas wilayah. Fenomenon The Small World merupakan titik kelanjutan dari adanya globalisasi dengan ditandai dengan pesatnya IPTEK. Seakan-akan dunia ini tanpa sekat dan dengan bebas melakukan jejaring social antar penduduk atau individu di Negara satu dengan yang lain. Dari wacana yang sudah dipaparkan diatas jika dikaitkan dengan dunia pendidikan, jadi dapat disimpulkan bahwa perspektif global adalah suatu pandangan , dimana guru dan murid secara bersama-sama mengembangkan perspetif dan keterampilan untuk menyelidiki suatu yang terkait dengan isu global.
Sadar atau tidak sadar bahwa individu dibentuk dengan pengaruh peristiwa-peristiwa yang terjadi di dunia. Perspektif global adalah pendekatan menyeluruh (Holistik) yang menghubungkan masyarakat atau individu dengan dunia. Dengan demikian tujuan dari perspektif global adalah :
a. Mendorong untuk mempelajari lebih banyak tentang materi dan masalah yang berkaitan dengan masalah global.
b. Mendorong untuk memahami multicultural atau lintas budaya
c. Memahami dan mengembangkan makna perspektif global baik dalam kehidupan sehari-hari.



Daftar Pustaka
Hanum, Farida. Rintisan Implementasi Pendidikan Multikultural di sekolah dalam Membangun Perilaku Bangsa. Dalam Pidato Pengukuhan Guru Besar. 2009.Yogyakarta. UNY.
Sujono, Samba.2007. Lebih Baik Tidak Sekolah. LKiS Pelangi Aksara. Yogyakarta.
Sumaatmadja, Nursid dan Wihardit, Kuswaya. 2002

pengertian perspektif global

PENGERTIAN PERSPEKTIF GLOBAL


            Berdasarkan Kamus Bahasa Indonesia Modern, perspektif diartikan sebagai cara melukiskan benda pada permukaan datar sebagaimana yang terlihat, dan sudut pandangan.
 Kata global berasal dari kata “globe” dan mulai dimaksudkan sebagai planet yang berarti bumi bulat. (http://tiyaimoet.blog.friendster.com/2010/03/perspektif-global/)
Menurut asal kata, perspektif global dapat dibagi menjadi dua, yaitu kata perspektif dan global, perspektif artinya wawasan/cara pandang dan global yang artinya menyeluruh/mendunia. Jadi, perspektif global artinya wawasan atau cara pandang yang menyeluruh atau mendunia.
            Namun secara ilmiah, perspektif global adalah wawasan atau cara pandang mengenai fenomena secara keseluruhan, yakni fenomena adanya interaksi, interdependensi, dan kompetisi antar umat manusia di muka bumi (Sriartha, 2004: 5). Interaksi merupakan  kegiatan saling memengaruhi daya, objek, atau tempat yang satu dengan tempat lainnya. Setiap tempat mengembangkan potensi sumber daya alamnya dan kebutuhan yang tidak selalu sama dengan tempat lain. Perbedaan tersebut mengakibatkan terjadinya interaksi dan interdependensi antarwilayah. Contohnya interaksi yang terjadi antara desa dengan kota, dalam pendistribusian bahan pangan dari desa ke kota.  Begitu pula sebaliknya, pengangkutan mesin pertanian dari kota ke desa. Kompetisi terjadi karena keinginan untuk bersaing atau bertahan antar umat manusia di muka bumi.
            Menurut para ahli perspektif global diartikan sebagai:
v  Menurut Sumaatmadja dan Winardit (1999) dalam Bawa Atmadja (2007)  mengungkapkan bahwa pengertian perspektif global adalah suatu cara pandang dan cara berperilaku terhadap suatu masalah atau kejadian atau kegiatan dari sudut kepentingan global, yakni dari sisi kepentingan dunia atau internasional.
v  Menurut Suhanadji dan Waspada TS (2004) mengungkapkan bahwa perspektif global adalah cara pandang atau wawasan untuk melihat dunia saat ini sangat dipengaruhi oleh arus global. Sehingga semua bangsa menjadi saling ketergantungan, saling mempengaruhi dan saling berhubungan diantara berbagai kebudayaan, sistem ekologi, politik, ekonomi dan teknologi dalam konteks global. Kebudayaan di dunia ini sangat beragam antar berbagai belahan negara di dunia. Dimana masing-masing kebudayaan tersebut memiliki ciri khas tersendiri.
Perspektif global merupakan pandangan yang timbul dari kesadaran bahwa dalam     kehidupan ini segala sesuatu selalu berkaitan dengan isu global. Orang sudah tidak memungkinkan lagi bisa mengisolasi diri dari pengaruh global. Manusia merupakan bagian dari pergerakan dunia, oleh karena itu harus memperhatikan kepentingan sesama warga dunia.
Tujuan umum pengetahuan tentang perspektif global adalah selain untuk menambah wawasan juga untuk menghindarkan diri dari cara berpikir sempit, terkotak oleh batas-batas subyektif, primordial (lokalitas) seperti perbedaan warna kulit, ras, nasionalisme yang sempit, dsb.
Melihat dari beberapa pengertian di atas, maka dapat dilihat ciri-ciri orang yang mempunyai wawasan global antara lain:
v  Berpikir secara luas atau tidak terkotak-kotak.
v  Mau bekerjasama atau berinteraksi secara harmonis (selaras).
v  Mampu berkompetisi.

makalah administrasi

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR ................................................................................ ii
DAFTAR ISI .............................................................................................. iii
BAB II POKOK BAHASAN .................................................................... 1
2.1 ADMINISTRASI ..................................................................... 2
2.1.1 Pengertian Administrasi ................................................ 2
2.1.2 Makna Administrasi ...................................................... 2
2.1.3 Peralatan dan Perlengkapan .......................................... 3
2.1.4 Jenis-Jenis Administrasi ................................................ 3
2.1.5 Dasar-Dasar Administrasi ............................................. 4
2.1.6 Asas-Asas Administrasi ................................................ 4
2.1.7 Prinsip-Prinsip Kurikulum ............................................ 5
2.1.8 Tujuan Administrasi ...................................................... 6
2.2 MANAJEMEN PENDIDIKAN ................................................ 6
2.2.1 Pengertian Administrasi, Organisasi, Manajemen ......... 6
2.2.2 Istilah-Istilah Dalam Manajemen ................................... 6
2.2.3 Hubungan Antara Manajemen dan Administrasi .......... 7
2.2.4 Hubungan Antara Manajemen dan Manusia ................. 7
2.2.5 Mashab-Mashab Penting Dalam Manajemen ................ 8
2.2.6 Aspek-Aspek Manajemen .............................................. 8
2.2.7 Type-Type Manajemen .................................................. 9
2.2.8 Tipe-Tipe Leadership Manajemen ................................. 9
BAB III PENUTUP ...................................................................................
13
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Untuk lebih memahami administrasi dan manajemen kita harus lebih
memahami administrasi dan manajemen, ketika didalam kehidupan tidak adanya
interaksi yang terjadi tidak berjalan dengan baik. Begitupun, administrasi dan
manajemen organisasi dapat berjalan dengan baik dan benar.
1
BAB II
POKOK BAHASAN
DASAR-DASAR ILMU ADMINISTRASI
2.1 Pendahuluan
Tidak ada satu hal untuk abad modern sekarang ini yang lebih penting
dari administrasi (Charles A Beard).
2.1.1. Beberapa Pengertian Administrasi
Administrasi adalah keseluruhan proses kerjasama antara dua
orang manusia atau lebih yang didasarkan atas rasionalitas/pikiran
tertentu untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.
(Sondang P. Siagian).
Administrasi adalah segenap rangkaian kegiatan penataan
terhadap pekerjaan pokok yang dilaksanakan oleh kelompok orang
dalam bekerjasama untuk mencapai tujuan tertentu. (The Liang Gie).
Administrasi adalah usaha bersama untuk mendaya-gunakan
semua sumber dan efisien guna untuk menunjang tercapainya tujuan
pendidikan (Depdikbud RI).
Administrasi pendidikan adalah segenap proses pengarahan
pengintegrasian material yang bersangkut-paut dengan pencapaian
tujuan pendidikan. (M. Ngalim Purwanto).
Administrasi pendidikan adalah suatu proses kegiatan bersama
dalam bidang pendidikan yang meliputi perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan, pengawasan, pengkoordinasian, pembiayaan dan pelaporan
dengan menggunakan atau memanfaatkan material yang tersedia baik
personel, material maupun spiritual untuk mencapai tujuan pendidikan
secara efektif dan efisien (Depdikbud RI).
2.1.2. Tiga Makna Administrasi
Administasi sebagai seni adalah suatu proses yang diketahui
hanya suatu proses yang diketahui hanya permulaannya sedang akhirnya
tidak ada.
2
Mempunyai unsur 2 tertentu, yaitu : ada tujuan yang hendak
dicapai, ada tugas atau tugas-tugas yang harus dilaksanakan, adanya
peralatan dan perlengkapan untuk melaksankaan tugas-tugas. Sebagai
proses kerjasama.
2.1.3. Peralatan dan perlengkapan adm
1. Jumlah orang yang terlibat;
2. Sifat dan tujuan yang hendak dicapai;
3. Ruang lingkup serta aneka ragamnya tugas tugas yang hendak
dijalankan;
4. Sifat yang dapat diciptakan dan dikembangkan. (to be continued).
Secara “aksiomatis” dapat dikatakan bahwa semakin sedikit
jumlah orang yang terlibat, semakin sederhana tujuan yang hendak
dicapai serta makin sederhana tugas-tugas yang hendak dilaksanakan,
semakin sederhana pula peralatan dan perlengkapan yang dibutuhkan.
Sifat, ruang lingkup dan bentuk kegiatan adm berbeda dari
zaman ke zaman yang lain; ia berbeda pula dari satu masyarakat ke
masyarakat yang lain; ia berbeda pula dari satu waktu dan kondisi ke
lain waktu dan kondisi.
2.1.4. Jenis-Jenis Administrasi
Administrasi Negara
Administrasi Negara Secara Singkat dan sederhana dapat
didefinisikan sebagai keseluruhan kegaitan yang dilakukan oleh seluruh
aparatur pemerintah dari suatu negara dalam usaha mencapai tujuan
negara.
Administrasi Niaga
Administrasi niaga dapat didefinisikan sebagai keseluruhan kegiatan
mulai dari produksi barang atau jasa tersebut di tangan konsumen.
Manusia
Manusia sebagai mahluk termulia di muka bumi semakin lama semakin
cerdas. Kecerdasan yang semakin cerdas itu mengakibatkan manusia
telah dijuluki dengan berbagai predikat seperti homo faber, homo
3
sepiens, homo politicus dan homo ekonomikus. Manusia modern adalah
homo administracus serta organizationman.
2.1.5. Dasar-Dasar Administrasi
Dasar Administrasi
1. Prinsip Efisiensi
Seorang administrasi akan berhasil dalam tugasnya bilamana dia
efisien dalam menggunakan semua sumber tenaga, dana dan
fasilitas yang ada.
2. Prinsip Pengelolaan
Administrasi akan memperoleh hasil yang paling efektif dan efisien
melalui orang-orang lain dengan jalan melakukan pekerjaan
manajemen,
yakni
merencanakan,
mengorganisasikan,
mengerahkan dan mengontrol.
3. Prinsip Pengutamaan Tugas Pengelolaan
Jika disertai pekerjaan manajemen dan operatif dalam waktu yang
sama, seseorang administrasi cendrung untuk memberikan prioritas
pertama pada pekerjaan operatif.
4. Prinsip Kepemimpinan yang Efektif
Seorang administrator yang berhasil dalam tugasnya apabila ia
menggunakan
gaya
kepemimpinan
yang
efektif
yang
memperhatikan dimensi-dimensi hubungan antar manusia (human
relationship), dimensi pelaksanaan tugas dan dimensi situasi dan
kondisi yang ada.
5. Prinsip Kerjasama
Seorang administrator akan berhasil baik dalam tugasnya bila ia
mampu mengembangkan kerjasama diantara orang-orang yang
terlibat, baik secara horisontal maupun secara vertikal.
2.1.6. Dua Asas Administrasi
1. Asas Idiil
Pelaksanaan adm pendidikan di suatu negara tergantung pada sistem
pendidikan yang dianut oleh suatu negara. Sistem pendidikan yang
4
dianut oleh Negara Indonesia adalah sistem pendidikan pancasila, yaitu
sistem pendidikan yang dilaksanakan berdasarkan pada pancasila dan
Undang-Undang Dasar 1945. Karena administrasi pendidikan pada
hakekatnya adalah subsistem dari sistem pendidikan secara luas, maka
landasan idiil yang digunakan dalam kegiatan administrasi pendidikan
di sekolah juga Pancasila dan UUD 1945.
2. Asas Operasional
Dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional yang tercantum
dalam GBHN, sistem pendidikan di sekolah di Indoensia telah
mengalami pembaharuan, Upaya pembaharuan ini dilakukan antara
lain untuk meningkatkan mutu pendidikan di tingkat sekolah.
Bentuk pembaharuan sistem pendidikan di sekolah itu tertuang dalam
bentuk
kurikulum.
Kurikulum
inilah
yang
menjadi
landasan
operasional dalam penyelenggaraan pendidikan di Indonesia.
2.1.7. Prinsip-Prinsip Kurikulum
5 (lima) Prinsip Kurikulum
1. Prinsip Fleksibilitas
Dalam melaksanakan kegiatan administrasi hendaknya mengingat
faktor-faktor ekosistem dan kemampuan untuk menyediakan
fasilitas itu.
2. Prinsip Efisien dan Efektivitas
Pada hekekatnya efisiensi tidak hanya menyangkut penggunaan
waktu
secara
tepat,
melainkan
juga
menyangkut
masalah
pendayagunaan tenaga secara optimal.
3. Prinsip berorientasi pada tujuan
Sesuai dengan pendekatan sistem maka semua kegiatan pendidikan
harus berorientasi pada tujuan. Karena administrasi di sekolah
merupakan komponen input instrumental dalam sistem pendidikan
maka untuk tercapainya tujuan tersebut, tujuan operasional yang
sudah dirumuskan itu juga menjadi gantungan orientasi yang sudah
5
dirumuskan juga menjadi gantungan orientasi bagi pelaksanaan
kegiatan administrasi di sekolah.
2.1.8. Tujuan Administrasi
Menurut Sergiovanni dan Cever (1975) ada 4 tujuan administrasi
yaitu : efektivitas produksi, efisiensi, kamampuan menyusuikan diri
(adaptiveness), dan kepuasan kerja. Keempat tujuan tersebut dapat
digunakan sebagai kriteria untuk menentukan keberhasilan suatu
penyelenggaraan sekolah.
2.2 Manajemen Pendidikan
2.2.1. Pengertian-Pengertian
1. Administrasi adalah fungsi dari pada, atau apa yang harus dijalankan
oleh setiap orang yang memimpin atau mengepalai kantor.
2. organisasi adalah struktur tata-pembagian kerja dan struktur tata-
hubungan kerja antara sekelompok orang yang masing-masing
memegang dan menjalankan jabatan (job), posisi (position) atau
fungsi (fungtion) dan yang harus bekerjasama secara tertentu
(melalui sistem) untuk mencapai atau menyelesaikan suatu tujuan
bersama yang tertentu.
3. Managemen adalah perencanaan, pengaturan, pembinaan, dan
pengawasan dari pada semua macam kegiatan organisasi.
2.2.2. Istilah-Istilah dalam Manajemen
Sesuai dengan jenis atau tipe manajemen, dalam Bahasa Indonesia
terdapat berbagai istilah yang dipergunakan tapi yang lebih sering
digunakan adalah manejemen. Adapun istilah-istilah yang terkenal
adalah:
Pengurus atau pengurusan; adalah manajemen yang diangkat melalui
pemilihan, dan oleh sebab itu dalam menjelankan menajemen bersifat
demokrastis.
6
Ketatalaksanaan; adalah menajemen yang bersifat manata, mengatur
pelaksanaan, dan melaksanakan keputusan-keputusan atau perintah-
perintah atasan.
Pengelolaan; adalah manajemen daripada sumberdaya-sumberdaya,
misalnya pengelolaan personil, pengelolaan kuangan, pengelolaan
material dan sebagainya.
Pengendalian; adalah manajemen daripada situasi atau kondisi,
misalnya pengendalian wilayah, adalah manajemen keamanan dan
ketertiban wilayah.
Pembinaan, adalah manajemen yang bersifat pengembangan dari pada
jiwa atau kemampuan atau keahlian seseorang atau orang-orang,
kelompok,
masyarakat.
Misalnya
pembinaan
ditekankan
pada
pembinaan masyarakat.
2.2.3. Manajemen dan Administrasi
Salah satu perkembangan baru dalam ilmu administrasi dan manajemen
adalah timbulnya kesadaran para ahli tentang pentingnya pendalaman
dari pada proses perumusan kebijaksanaan dan pengembangan strategi
bagi organisasi. Alasan pokok mengapa demikian adalah oleh karena
top manajemenlah yang melihat organisasi dalam totalisasinya.
Di Indonesia terdapat 2 istilah, 2 pengertian yang kedudukan yaitu
ADMINISTRASI dan MANAJEMEN.
Di Inggris “administrasi” itu merupakan bagian dari manajemen.
Di Eropa Daratan (Jerman, Perancin, Belanda, Itali dan sebagainya) apa
yang disebut manajemen merupakan bagian dari administrasi.
Administrasi yang kita kenal di Indonesia terdiri atas; organisasi, tata
usaha, dan pengelolaan.
2.2.4. Manajemen dan Manusia
Menurut Prof. Dr. Mr. S. Prayudi Atmosudirjo semua teori manajemen
yang dikembangkan oleh para mashab ilmu manajemen secara langsung
atau tidak langsung berpangkal tolak pada faktor manusiawi.
7
Manajemen senantiasa pada setiap keputusan dan tindakan ekonomis.
Manajemen hanya dapat membenarkan eksistensinya serta otoritasnya
pada hasil ekonomi yang dicapainya.
Pihak manajer dapat memperbaiki hasil pekerjaannya dalam bidang
manajemen inklusif me-manage sebuah perusahaan dengan jalan
mempelajari asas-asas secara sistematis melalui cara pencapaian
pengetahuan yang terorganisir serta analisis sistematis dari pada hasil
perkerjaannya sendiri dalam semua bidang pekerjaannya dan pada
semua tingkat manajemen.
2.2.5. Mashab-Mashab Penting dalam Manajemen
1. Mashab Manjemen Tradisional
2. Mashab manajemen kebiasaan
3. Mashab manajemen ilmiah
4. Mashab manajemen sistematis
5. Mashab manajemen perilaku manusia
6. Mashab manajemen sistem sosialis
7. Mashab manajemen desisional
8. Mashab manajemen legalitas
9. Mashab manajemen prosesual
10. Mashab manajemen kuantitatif
11. Mashab manajemen sistema
2.2.6. Aspek Penting Manajemen
1. Manajemen merupakan suatu bentuk kerja artinya tanpa kita memahami
dan menjalankan “kerja” kita tidak akan bisa menjalankan manajemen,
karena manajemen itu adalah bekerja di dalam, dengan dan melalui suatu
team atau kelompok orang-orang pekerja.
2. Manajemen merupakan suatu sistem kerja, merupakan serangkaian
prosedur-prosedur kerjasama tertentu.
3. Manajemen merupakan fungsi yang harus dijalankan oleh orang yang
berfungsi memimpin dan mengendalikan organisasi sebagai suatu sistem
kerjasama. Orang itu disebut manager.
8
2.2.7. Tipe-Tipe Manajemen
Jika mempelajari sejarah bahwa setiap masyarakat manusia itu selalu
terdiri atas 3 golongan orang-orang yaitu : (a) golongan pemimpin,
terdiri atas orang-orang yang bakat atau kesenangannya adalah
menggerakkan atau memimpin orang-orang lain, (b) golongan
menengah, golongan independen terdiri atas orang-orang yang
perhatiannya dicurahkan kepada ilmu, keahlian, kejuruan, tehnik
dagang, kedokteran, hukum, (c) golongan bawahan terdiri atas orang-
orang yang tidak mampu atau mememang tidak senang mengurus
dirinya sendiri sehingga kesenangannya adalah mengikuti orang lain
sebagai pemimpin mereka.
2.2.8. Tipe-Tipe Leadership Manajemen
Dilihat dari segi tipe leadership yang menjadi inti pada manajemen,
maka dapat dibedakan berbagai tipe manajemen yaitu:
1. Manajemen tradisional
2. Manajemen Bapak-Isme
3. Manajemen Sistematis
4. Manajemen Ilmiah atau Scientific Management
Manajemen Tradisionil
Manajemen tradisionil adalah manajemen yang berjalan karena tradisi,
berdasarkan kebiasaan yang dipupuk secara bertahuan-tahun dan
seringkali
secara
sistematis.
Manajemen
tradisionil
bukanlah
manajemen yang tidak baik, hanya kelemahannya terutama pada 2 hal :
(a) pengembangannya lambat sekali, memerlukan waktu bertahun-tahun
mungkin sampai puluhan tahun. (b) penggunaannya terbatas, hanya
dapat dipakai dalam mengahadapi bidan usaha atau pekerjaan yang
terbatas. Pada jaman pendudukan Jepang manajemen tradisionil ini
mulai hilang oleh karena tenaga-tenaga (Belanda) yang menggerakkan
dan menghidupkan tradisi tersebut ditawan dan dibunuh.
9
Manajemen Bapak- Isme
Adalah manajemen yang berjalan karena pandangan dan ketaatan
bawahan terhadap menager-nya sebagai bapak sudah sepatutnya atau
sepantasnya ditaati dan dituruti kemauannya sebalik-baliknya. Jadi
disini ketaatan dan ketertiban itu terdasar atas perasaan segan dan
sayang kepada si bapak. Manajemen bapak-isme dapat berjalan
memandang terhadap atasannya sebagai bapak, dan selama atasan itu
dalam sikap serta sepak terjangnya memang dapat memperoleh respek.
Kelemahan manajemen Bapak-Isme
1. Pengurusan dari pada hal-hal yang zakelijk (tegas) didasarkan atas
perasaan, sehingga selalu akan gagal.
2. Penggantian pimbinaan sukar, oleh sebab tidak banyak orang yang
dapat berperan sebagai bapak.
3. Manajemen semacam itu hanya dapat digunakan dalam lingkungan
usaha kecil.
4. Kerjasama atas dasar perasaan, lambat laun akan mengalami
keretakan yang tidak dapat diperbaiki dengan menggunakan
perasaan.
Dalam manajemen
bapak-isme
ini,
segalanya
akan
mengikuti
kepribadian dan kemampuan si bapak, tatacara kerja, luas dan bentuk
organisasi, norma-norma kepegawaian, dan sebagainya.
Dengan demikian maka jelaslah bahwa manajemen tidak dapat
berlangsung menurut asas-asas yang rasionil menuju efisiensi dan
peningkatan produktifitas, melainkan didorong oleh rasa mengabdi
kepada si bapak, dan semua orang mengikuti apa kata atau kehendak
bapak. Tapi apabila si bapak bisa berfikir rasionil dalam menjalankan
fungsi manajemen maka ini merupakan tipe manajemen yang unik dan
ampuh.
Manajemen Sistematis
Adalah jenis manajemen yang terutama digemari oleh para insinyur dan
tehnisi pada umumnya berjiwa eksakta. Penyelenggaraan pekerjaan
10
dalam rangka manajemen sistematis ini, termasuk orang-orangnya dan
alat-alatnya dipola sebelumnya menurut dari tindakan-tindakan serta
gerak dari jumlah-jumlah atau kualitas-kualitas kerjanya. Waktu yang
diperlukan diukur dan ditentukan untuk setiap pekerjaan, dan disusun
dalam skema-skema atau ”networkplan” atau sistem yang rapi dan
kompleks, dimana setiap pekerjaan dan peralatan kerja berikut material
sudah ada seolah-olah hanya tinggal memencet tombol atau
menggerakkan orang-orang menurut skema yang telah disiapkan secara
rapi.
Kelemahan manajemen Sistematis
1. Manajemen seperti ini hanya mungkin untuk diperkerjaan-pekerjaan
yang dapat diukur dan dikalkulasi secara eksak, kemudian di tata
seperti permainan tata letak.
2. Kurang luwes, memerlukan pekerja-pekerja yang dapat bekerja
mekanis-rasionil, dan terutama sukar guna mengikuti keadaan yang
berubah serba cepat.
3. Mempunyai kecendrungan untuk memperlakukan sebagai mesin
atau robot
Manajemen Ilmiah
Adalah manajemen yang : (a) menggunakan ilmu pengetahuan (the lise
of science), (b) mempergunakan metode-metode ilmiah (the use of
scientific methods) didalam menghadapi masalah-masalah, kasus-kasus,
dan tindakan-tindakan yang perlu diambil.
Mempergunakan metode ilmiah dalam menghadapi masalah atau kasus
berarti pada waktu menghadapi masalah/kasus dan berusaha mencari
jawaban atau jalan pemecahan simanager bersikap obyektif, sistematis,
dalam pelaksanaan dari keputusan-keputusan nanti berulah ia bersikap
sesuai dengan iklim sosial, psykologis, dan sebagainya.
Metode ilmiah pada garis bersarnya adalah sebagai berikut:
1. Temukan dan rumuskan apa yang menjadi masalah (identification
and identification of the problem)
11
2. Berikan
jawaban
sementara
berdasarkan
pengetahuan
dan
pengalaman yang dipunyai; pengetahuan yang berasal dari laporan
atau cerita orang, surat-surat, dokumen-dokumen, arsip, dan
sebagainya, serta pengalaman dimasa lampau yang kadang-kadang
menimbulkan intuisi atau feeling atau firasat (hypothesis).
3. Cocokan jawaban dengan data dan bahan-bahan informasi
berdasarkan fakta-fakta yang harus dikumpulkan.
4. Tarik kesimpulan akhir dan ambillah keputusan yang merupakan
suatu rencana yang selengkap-lengkapnya mengenai tujuan, sasaran-
sasarannya, asas-asas; aspek-aspek yang perlu diperhatikan dan
sebagainya.
Jadi jelaslah bahwa manajemen ilmiah itu pada asasnya sederhana saja.
Yang sukar dalam prakteknya adalah, bahwa si manager harus mampu
berfikir secara Zakelijk dan obyektif di dalam menghadapi berbagai
masalah manajemen, jangan sampai dipengaruhi oleh sentimen atau adat
kebiasaan dalam mencari keputusan yang tepat, namun tetap bijaksana
dan realistis di dalam pelaksanaannya.
12
BAB III
KESIMPULAN
Administrasi dan manajemen paling membutuhkan karena administrasi
tidak akan berjalan kalau administrasi tidak solid dalam proses pelaksanaan begitu
jgua mmanajemen, tidak akan berjalan baik jika administrasi tidak solid dalam
proses pelaksanaan sebuah organisasi.

Kamis, 22 November 2012

Abramn Al Ardy: Sekedar Info yaa.

Abramn Al Ardy: Sekedar Info yaa.

Sekedar Info yaa.


Presentation Transcript

KISI – KISI SOAL ULANGAN AKHIR SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN : 2012 – 2013

Mata Pelajaran : TIK “ Teknologi Informasi dan Komunikasi “
Bentuk Soal : PG ( 40 soal ) & ( Essai 5 soal )
Alokasi Waktu : 90 Menit


Kilasan prediksi soal :
  1. Memahami Penggunaan
  • Siswa dapat mendefinisikan kata komputer dari bahasa latin. 1 PG teknologi informasi dan komunikasi, dan prospeknya.
  • Siswa dapat memilih media komunikasi modern yang populer saat 2 PG masa mendatang ini.
    2. Mengidentifikasi berbagai VII / 1
  • Siswa dapat menentukan alat komunikasi tradisional. 3 PG peralatan teknologi informasi dan komunikasi 41 Essay.
  • Siswa dapat menyebutkan peralatan teknologi informasi dan komunikasi modern. 4 PG • Siswa dapat menentukan ciri generasi komputer. 5 PG
  • Siswa dapat menentukan komputer berjenis Personal Computer. • Siswa dapat menentukan media penulisan kuno. 6 PG
  • Siswa dapat menentukan alat-alat hitung. 7 PG 1.2. Mendeskripsikan sejarah VII / 1
  • Siswa dapat menyebutkan ciri komputer generasi kedua 8 PG perkembangan teknologi informasi dan komunikasi dari
  • Siswa dapat menyebutkan penemu peralatan teknologi informasi 9 PG masa lalu sampai sekarang dan komunikasi
  • Siswa dapat menyebutkan salah satu fungsi peralatan teknologi 10 PG informasi dan komunikasi.
  • Siswa dapat menentukan salah satu jenis Personal Computer. 11 PG
  • Siswa dapat menyebutkan sejarah dari komputer. 12 PG 13 PG
  • Siswa dapat menyebutkan salah seorang penemu perangkat teknologi informasi dan komunikasi. 14 PG
  • Siswa dapat menyebutkan jenis komputer berdasarkan ukuran 15 PG
  • Siswa dapat menyebutkan berbagai fitur-fitur teknologi handphone / ponsel. 16 PG
  • Siswa dapat menyebutkan media penyebaran informasi 17 PG
  • Siswa dapat menyebutkan perkembangan sistem operasi Windows
    Sumber:
    Judul : Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk SMP Kelas VII
    Pengarang : Henry Pandia
    Penerbit : ErlanggaTahun : 2007